Being netral actually is a good thing. Tapi di sisi lain, kadang bisa menjadi hal yang ga asik buat pergaulan. Inget Dessy Ratnasari yang populer dengan istilah ‘No comment,”-nya? Memang sih, dia bebas dari komentar ga penting dari media gosip yang jelas akan mengartikan setiap patah kata dari bibir seorang selebriti dengan konotasinya masing-masing, tapi bukan berarti itu jaminan untuk dia mendapat simpati masyarakat. Yang ada, kalo ga salah tangkep sih… nada-nada suara pers jadi rada sebel gitu, kalo dah membahas segala hal soal Dessy. Ga dapet bahan berita sih ya…
Di kehidupan sehari-hari sendiri, saya jarang ketemu dengan orang yang bener-bener netral dalam segala hal. Kalopun ada, yang ada saya yang ga betah deket-deket dia, karena segala ajakan dialog saya pada akhirnya menthok dengan respons, “Ya udahlah… itu kan urusan dia, kita ga usah ikut campur,” yang akhirnya membuat saya berkesimpulan: ama orang ini mendingan ga usah ngomongin apapun daripada mati gaya 🙂
Pada dasarnya segala hal yang terjadi di dunia ini emang ga selamanya urusan kita… kebanyakan justru hal yang dialami orang lain, yang iseng kita komentarin *meski ga selalu penting juga sih ^^* Tapi buat saya, itu seninya idup. Pada saat kita ga bergairah mengomentari apapun, saat itulah sebenernya jiwa kita ‘mati’.
Mungkin netral yang asik itu bisa seperti salah seorang kerabat saya. Profesinya sebagai tenaga pendidik tingkat tinggi, membuat setiap patah kata dari mulutnya bernada bijak (hebatnya lagi, bijaknya tu ga sok bijak), dan ngga menghakimi orang lain. Even bagi orang yang memberikan komentar negatif dan secara ga langsung mengajaknya memberi dukungan, yang sebenernya berpotensi menjebaknya ikut larut dalam keberpihakan.
Biasanya, kerabat saya itu hanya tersenyum, lalu menyikapi segala celoteh yang ada dengan sikap. Ada beberapa sikapnya yang kemudian tidak saya lihat sebagai sebuah kenetralan, karena toh akhirnya dia memang berpihak pada sebuah sisi. Tapi setidaknya dia ngga terjebak jadi orang ceriwis yang mudah terombang-ambing kesana kemari. Apa yang dia lakukan, notabene didasari apa yang menurutnya benar.
Salut!