Pertama tahu istilah Grit ini pas nonton TEDXTalknya Angela Lee Duckworth: Grit, The Power of Passion and Perseverance. Kemudian baca bukunya, dan berusaha membuat note, berharap bisa punya pemahaman lebih dalam soal ini. So here we are.

‘Tekun’ bukan kata asing dalam dunia pendidikan, terutama generasi tahun 90-an seperti saya. Karena jaman dulu sekolah ga seperti sekarang, kalau sekarang “pandai” dinilai dari banyak hal, dulu ya dari nilai rapor di sekolah. Dan dengan model sekolah jaman dulu, istilah tekun ini jadi slogan yang diulang-ulang para guru sebagai kunci kesuksesan.

Untuk mendeskripsikan grit, karena saya sendiri ga punya background di bidang psikologi, saya rasa lebih objektif kalau orang melihat sendiri lembar penilaian yang dibuat oleh Angela di bukunya: Grit: The Power of Passion and Perseverance

Grit quiz ala Angela Duckworth

Ga gampang menyerah. Ada yang menerjemahkan begitu kalau di bahasa Indonesia. Tapi ga cuma itu. Kalau dibilang tekun, kok rasanya grit itu lebih dari sekedar tekun. Tekun kalau di budaya kita itu telaten, sabar. Grit, lebih ‘agresif’. Mungkin bisa dibilang “ngotot” atau kalau kata orang Sunda, “keukeuh”

Di bukunya, Angela menyebutkan dia pernah berdiskusi dengan salah satu mahasiswanya yang menceritakan betapa passionnya mahasiswanya ini di bisnis startupnya. Ketika ditanya apakah 1-2 tahun ke depan sang mahasiswa akan masih menjalankan bisnis yang sama di perusahaan yang sama (dan dijawab dengan ragu-ragu) disitu Angela menyebutkan, grit bukan hanya sekedar intensitas berapa jam yang dihabiskan untuk mengerjakan sebuah proyek, seberapa sukses sebuah proyek karenanya, tapi lebih pada stamina. Seberapa lama kita bisa bertahan di satu situasi.

It’s doing what you love, but not just falling in love – staying in love.

Angela Duckworth

Enthusiasm is common. Endurance is rare.

Grit bukan hanya sekedar kerja keras tapi melakukan sesuatu dan bertahan melakukannya karena kita menemukan sesuatu disana, yang membuat kita tetap loyal pada ‘sesuatu’ itu.

Is it passion?

Setelah 15 tahun berada dan menjalankan bisnis di industri yang sama, web desain, terus terang saya jadi kurang termotivasi dengan kata passion. Yes I was, in the past, in my youth. Tapi sekarang setelah 15 tahun, saya rasa butuh sesuatu yang lebih dari sekedar passion untuk melakukan sesuatu dan bertahan disitu.

Passion = interest. Minat. 

Grit = staying in that interest for a long time.

Lalu bagaimana cara membedakan having grit dengan ‘memilih diam di zona nyaman’? 

Melakukan sesuatu dengan sebuah motivasi, dengan tekad, dan percaya bahwa sesuatu yang dikerjakan tidak akan sia-sia.

Do I have that?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Travelling dan Pandemi

Tue Feb 8 , 2022
Share on Facebook Tweet it Share on Google Pin it Share it Email Pertama kali menginjak airport Soekarno Hatta sejak akhir 2019. Bukan jalan-jalan, tapi […]