Ada yang pernah nonton Netflixnya Caesar Milan? Yes those are about dog trainings done by a man name Caesar Milan. Ketika nonton itu ada satu hal yang terpikir oleh saya. Bagaimana energi seseorang (dan keluarga) itu mempengaruhi sebuah rumah.
Di training-trainingnya, Caesar Milan berhadapan dengan berbagai jenis anjing dan masalah-masalah yang disebabkannya. Masalah anjing menggigit, masalah agresivitas, masalah behaviour. Yang disini mungkin dianggap sebagai hal biasa yang tidak perlu mendapat perhatian khusus. Dianggap sebagai “ya wajar, namanya juga anjing”.
Masalah-masalah anjing ini berkisar menggonggong tanpa bisa dikontrol, merusak ketika ditinggal sendirian di rumah, menarik tali orang yang membawanya jalan-jalan dan lain sebagainya. Disana itu jadi hal yang penting, karena menurut Caesar hal-hal itu mempengaruhi bagaimana sebuah keluarga berinteraksi pada akhirnya – karena anjing disana dianggap sebagai anggota keluarga.
Saya, yang pernah punya seekor Husky 15 tahun ke belakang dan pernah punya idealisme tinggi soal bagaimana merawat anjing (I even bought some imported books about dogs care in the past haha) adalah salah satu contoh gagal 😀 More about this, maybe later.
Energi kita mempengaruhi bagaimana orang lain bersikap
Kembali soal energi.
Dogs could feel your energy. If you’re calm and relax, they will also be calm and relax. They would be aggressive if they feel the need to protect their owner. It’s their nature as dogs. Sebaliknya ketika pemiliknya tenang, bisa memimpin (istilahnya lead the pack – and the pack can be another dogs and human), bisa take control, anjing-anjing ini akan menyerap energi yang dipancarkan dan ikut tenang. They know the owner could handle the situation and they didn’t have to take over the job.
Same with human. Maybe.
Kita sebagai manusia, mungkin mengirim energi tertentu ke orang di sekitar kita. Energi terburu-buru. Energi kuatir. Energi tidak percaya pada orang lain. Energi-energi ini mungkin memang bagian dari sistem perlindungan diri kita (self defense) sebagai manusia. Tapi sadar ga sadar energi ini akan ditangkap oleh orang lain dan mempengaruhi bagaimana orang merespon kita.
Kalau ada orang yang merasa seringkali kurang dihargai oleh orang lain sementara orang yang sama bisa bersikap berbeda kepada orang lain, mungkin ada faktor energi ini. Energi yang dikirimkan orang ini mungkin energi kurang percaya diri, yang akhirnya direspon otomatis (dan secara bawah sadar) oleh orang lain dengan sikap yang kurang menghargai.
Begitu juga ketika ada sebuah energi positif yang dipancarkan oleh seseorang. Yang membuat orang tertarik pada orang tersebut, ingin mendengar dan ingin tahu lebih jauh. Diluar hal fisik yang ditangkap secara visual.
Energi seperti apakah yang kita punya?
You teach people, how to treat you based on the way that you walk, talk, energy that you exude and the behaviour that you tolerate. So if you don’t like the way that you’re being treated, then you are a sh*tty teacher