Tarik napas panjaaaaaaang 🙂
Topik yang paling sering saya baca di Quora karena pembelajaran setiap orang selalu menarik bagi saya, terutama yang ga ragu share pengalaman hidupnya sendiri. This couldn’t be found in socmed like Facebook and Instagram. People don’t post their failures there.
Hutang – harus lebih berani (dan terukur juga ya)
Ada satu pengalaman ketika menjual rumah peninggalan orangtua. Karena didikan orangtua yang sejak dulu melarang kami berhutang (sekecil apapun itu) debts are out of mind ketika kami menimbang-nimbang antara menjual rumah atau merenovasi ulang menjadikannya ruko dan menyewakannya dengan nilai yang lebih tinggi. Ini yang kemudian dilakukan oleh pembeli rumah kami, sembari kami hanya gigit jari menonton dari jauh. (yea, belum rejeki. But how we could do better if we had different mindset)
Be Consistent in Your CV & Keep Updating Yours
Setelah punya usaha sendiri dan mewawancarai orang, hal pertama yang saya notice adalah ada orang-orang tertentu yang kurang berpikir panjang soal CV mereka. Satu tahun di satu perusahaan, lompat ke perusahaan lain untuk stay disitu beberapa bulan, kemudian pindah lagi ke perusahaan lain. I don’t need to say more about this, you know why this bothers most people who do recruitment.
Lainnya adalah jenis industri dan pekerjaan yang mereka pilih. It would be better to stay consistent in one or two industries. Either you want it to be IT, food, or education. Case saya agak beda, saya kurang rajin mengupdate isi CV saya setelah saya menikah dan fokus usaha sendiri. Ketika sekarang ikut tender ini-itu, seringkali client meminta CV semua orang yang terlibat di perusahaan. How I wish my CV could be better >_<
Plan, Plan, Plan
Kesalahan yang menurut saya juga lumayan besar adalah ketika kami ga terlalu melakukan plan soal rumah dengan lebih mendetail. Lima tahun stay di luar negeri, ketika pulang ke Indonesia kami hanya merenovasi rumah lama, dan karena terdesak waktu akhirnya kami terburu-buru memilih kontraktor (end up ga hepi sama sekali dengan hasil kerjanya yang ternyata sekedar dioutsource ke orang lain), ngebut menentukan renovasi yang mau dilakukan, dan akhirnya ga memiliki rumah yang benar-benar sesuai dengan keinginan. Padahal ga semudah itu untuk merombak lagi, banyak pertimbangan selain biaya.
Planning 5, 10 Tahun Ke Depan
Belakangan saya suka baca beberapa influencer bilang mereka ga pernah bikin plan model begini, yet they can achieve huge success. Makin marak aja statement kaya gini sejak Covid. Well, kalau menurut saya ga semua seberuntung para influencer ini. Most people are like me, yang kalau diplan pun bisa ngawur, ga lagi kalau ga diplan. Ga pernah ada kejadian tahu-tahu ada orang yang tau-tau DM bilang mau kasi saya duit (ada salah satu influencer yang cerita ini terjadi pada beliau), I need to do my hard work before finally someone wants to pay. Well, maybe it’s just me, I don’t know.
Yang pasti saya tetap merasa perlu mencoba membayangkan 5 dan 10 tahun lagi saya akan ada dimana. Ga perlu obsessed segimana juga kali ya, sekedar mencoba membayangkan supaya apa yang dilakukan sekarang bisa konsisten mengarah kesana. Misalnya saya tahu 5 tahun lagi anak saya bakal kuliah, kalau saya ga bikin plan ga mungkin juga tau-tau ada orang nawarin bayarin anak saya 😀
Atau misalnya 10 tahun lagi saya pingin punya non-profit organization, seengganya dari sekarang saya udah harus mikir gimana supaya that non-profit organization bisa dapet pendanaan kelak, mengingat untuk hidup sehari-hari kami masih harus bekerja dan bukan mengandalkan something like passive income atau warisan.
Relationship – Friends
Umur 30 adalah umur-umur ketika hubungan pertemanan merenggang. Setidaknya buat saya. Karena ketika itu setiap orang sedang sibuk-sibuknya membangun keluarga; menikah, lahiran dan membesarkan anak. Padahal ketika umur 40 kita sudah di tahap ‘memetik buah’ alias panen apa yang kita tanam di 10 tahun sebelumnya. Apa yang mau dipanen kalau kita tidak menanam?
Saya sendiri baru mulai keep in touch lagi dengan teman-teman lama di umur 40 ini, dan kalau menoleh ke belakang kayanya ga mungkin juga sih di umuran 30 mau ngoyo keep in touch sementara semua orang juga lagi sibuk-sibuknya. Pada akhirnya yang tetap keep in touch dengan saya sekarang adalah mereka yang punya strong relationship dengan saya di umur 20-an dulu.
What will you tell your 20-year old self?
What will you tell your 20-year old self?
1. Nabung saham
2. Invest bitcoin waktu harga 3000, jual pas harga di 250jt
3. tahun 2020 ada pandemi
eh bener gini ya? hahahaha..