Life begins at 40. Ungkapan klasik yang dulu saya inget sering digaungkan majalah wanita usia 40 tahunan seperti More (yang sepertinya sekarang udah ga terbit lagi). Saya masih berusaha mencerna yang dimaksud dengan “life begins at 40” ini sih. Yang kerasa sih anak udah agak gedean, jadi mungkin lebih bisa bernapas in term of nyuapin, mandiin, ngajak main, aktivitas fisik ngurus anak bayi. Meski itu berarti masuk ke fase tersulit dalam dunia parenting — handling teenagers.

Saya abis baca tulisan Jess Kapp, The Ugly Truth About Being 40. Hmmm. Rasanya ga ada yang ‘mengingatkan’ saya soal limitasi ketika usia 40. (except – being Asian, I was constantly reminded by my mom about the number of men who would consider to marry you once you got older :D)

Saya terpaksa setuju dengan beberapa poin yang Jess tulis. Once you reach 40, it is somehow away too late to reach some dreams. I’m not talking about marriage, having kids and so on. Itu faktor yang ga bisa diprediksi, ada yang merit muda ternyata bubar jalan, ada yang merit usia lebih matang ternyata malah awet dan akur karena dilakukan dengan lebih banyak pertimbangan.

Masuk umur 40 tanggung jawab bukannya berkurang, malah semakin membesar. Soal anak, kita mulai harus berpikir soal kuliah (dan biayanya), soal mengarahkan anak untuk masa depan dan minat yang ingin dia explore. Pasangan akan semakin sibuk, mengingat jenjang pekerjaan yang dijajaki mungkin sudah naik ke level supervisor atau manager dengan tanggung jawab yang juga semakin meluas.

Urusan pertemanan, circle kita mengecil. Semakin bertambah usia semakin banyak fakta hidup yang membuat kita pada akhirnya lebih memilih. Ketemu orang untuk diajak curhat sewaktu-waktu juga udah bukan hal yang mudah, mengingat kesibukan setiap orang di jaman sekarang.

Secara fisik, kita akan berhadapan dengan urusan metabolisme yang melambat. Kalau dulu makan apa aja istilahnya numpang lewat, sekarang nanti dulu, ibaratnya duduk doang jadi lemak. Olahraga jadi penting, sementara kalau kita ga menanam kebiasaan sedari muda mungkin akan mengalami kesulitan dalam memulai.

Terdengar seperti semua negatif ya. Sebenernya ya ga juga. Hanya saja memang dengan segala keterbatasan ini, kita ditantang untuk selalu ingat, sisa waktu kita di dunia semakin berkurang. Ini yang mungkin ga kepikiran ketika kita umur 20 atau 30. Saya aja mulai berpikir, 5 tahun lagi anak udah kuliah, mungkin rumah ga akan serame sekarang. Kehidupan yang tadinya berkisar seputaran anak, mungkin akan mulai berubah.

Are we ready?

One thought on “Masuk Usia 40 Tahun

  1. life begins at 40, for me, artinya menginjak umur 40 harusnya hidup kita sudah settle down, karir sudah mapan, sistem rumah tangga sudah mapan, ya tinggal dijalani aja.. bukan yang masih pindah-pindah kerjaan atau coba-coba bisnis baru..

Leave a Reply to Samuel Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Earn Your Respect

Thu Jan 14 , 2021
Share on Facebook Tweet it Share on Google Pin it Share it Email So every relationship is basically about maintaining respect. Either in families, couple […]